Kec. Karangtengah
Kab. Garut - Jawa Barat
Hari ini | : | 137 |
Kemarin | : | 281 |
Total | : | 68.656 |
Sistem Operasi | : | Unknown Platform |
IP Address | : | 44.212.96.86 |
Browser | : | Tidak ditemukan |
Identitas
Desa
Aparatur
Desa
Ruang
Lapor
Nama Desa | : | Cinta |
Kode Desa | : | 3205162003 |
Kecamatan | : | Karangtengah |
Kode Kecamatan | : | 320516 |
Kabupaten | : | Garut |
Kode Kabupaten | : | 3205 |
Provinsi | : | Jawa Barat |
Kode Provinsi | : | 32 |
Kode Pos | : | 44184 |
GAOS HAMDANI
Heri
Cepi Romansyah
Nining Sariningsih
Esti Haryanti Pahlawan
ANDESTA SAUR RAMADAN
RIAN ANDRIAN
ADAM SETIAWAN
ENGKUS KUSNADI
NANDANG KURNIA
JENAL ASFIA
Desacinta12@gmail.com
Layanan Pengaduan
Desa Cinta Kecamatan. Karangtengah Kabupaten. Garut Provinsi Jawa Barat Kode Pos 44184, Kecamatan Karangtengah, Kabupaten Garut - Provinsi Jawa Barat
Administrator | 03 Januari 2022 | 215 Kali dibuka
Administrator
03 Januari 2022
215 Kali dibuka
Tersedia file lampiran PROFIL DAN SEJARAH DESA CINTA
Download
BAB II
PROFIL DESA
2.1. Kondisi Desa
2.1.1 Sejarah Desa
2.1.1.1 Legenda Desa (Sasakala)
Jawa Barat hanyalah nama sebuah propinsi di negeri tercinta ini. Namun , bagaimanakah keindahan alam Priangan akan terlupakan? Gunung yang membiru dari kejauhan, lembah – lembah yang diairi sungai yang menambah kesuburan tanah yang telah diberkati oleh keindahan ini. Parahiangan seakan – akan mewakili romatisme kolonial tentang Mooie Indie. “ Tanah Hindia yang Indah “. Begitulah dulu, ketika kekhawatiran akan transformasi tanah indah yang menjadi gurun pasir belum dirasakan, seperti yang kini kerap diperkatakan. Kehijauan alam Priangan mungkin sedang terancam, sungai – sungainya mungkin tak pula lagi sebening dulu, tetapi gunung – gunungnya masih tegak berdiri dengan anggun.
Antara Garut dan Tasikmalaya berdiri tegak Gunung Talagabodas, sebuah gunung berapi yang kadang – kadang bias juga mengingatkan penduduk sekitarnya akan kehadirannya. Gunung Talagabodas bersambung dengan serangkaian bukit melajur ke Utara. Rangkaian bukit ini menikung pula ke arah Barat. Di sebelah Utara, Gunung Karaha, tegak menjulang. Diantara kedua gunung inilah, tepat pada tikungan bebukitan, terletak Desa Cintamanik. Entah karena ingin atau kebiasaan mempersingkat nama agar mudah diingat dan mudah pula diucapkan atau entah terbawa oleh suasana romantic keindahan alam, nama desa ini seakan – akan dengan begitu saja telah berubah menjadi Desa Cinta.
Jika saja Desa Cinta digambarkan diatas peta, maka desa ini terletak di ujung paling pojok dari Kabupaten Garut. Desa Cinta ini dapat dianggap sebagai terminal dari jalan desa yang menghubungkan desa – desa menuju arah kota Garut. Jadi, jika ada yang ingin bersembunyi, nampak – nampaknya desa ini cukup aman juga. Cukup terlindung, tetapi tidak terlalu sukar untuk dimasuki. Setidaknya demikianlah halnya dulu, ketika bis dan mobil belum bersimaharajalela seperti sekarang dan pada saat jalan kaki atau naik kuda merupakan keharusan, bukan sekadar olah raga pada waktu senggang.
Maka konon, menurut kisah penduduk setempat, suatu ketika entah kapan seorang priyayi (bangsawan) Jawa dari Mataram, melarikan diri ke daerah ini. Pelarian dari Timur ini dikenal masyarakat desa dengan nama Embah Dalem Mangkubumi. Kalau begini, tentu bisa juga diperkirakan ia, sang pelarian itu, bukan priyayi biasa. Bukan tak mungkin ia masih termasuk keluarga kraton yang telah kehilangan kepercayaan dari sang raja. Bukan Raja Mataram, sebagaimana raja tradisional lainnya, bisa dianggap sebagai raja patrimonial, yang memerintah dan berkuasa sesuai dengan keinginan pribadi? Akan tetapi, biarlah dugaan ini hanya tinggal dugaan saja, yang jelas, sebagaimana masih tersimpan dalam ingatan kolektif masyarakat desa, sang pelarian yang bangsawan ini telah ditakdirkan untuk bertemu jodoh di Desa Cinta. Ia berhasil menyunting dara, anak seorang menak (bangsawan) Priangan. Dan, sebagai galibnya dengan kisah cinta, kedua sejoli ini masih hidup berbahagia sampai beranak pinak.
Kemudian, ketika Mataram telah pecah dan kekuasaan kolonial telah tertancap di bumi Mataram dan Priangan, salah seorang keturunan pasangan yang berbahagia itu, berhasil menjadikan Kampung Ragadiem, di Desa Cinta, terkenal. Kampung Ragadiem menjadi terkenal karena adanya pesantren yang diasuh R.Haji Mohammad Syarif. Ulama yang dikenal dengan julukan Kyai Ragadieum adalah salah seorang keturunan Embah Mangkubumi. Menurut cerita orang – orang tua di Desa Cinta, doa – doa Ajengan Ragadiem selalu saja makbul. Karena itu, mestikah diherankan kalau pondok pesantren dan sang kyai pengasuhnya kerap kali didatangi oleh para menak Priangan. Manakala mereka mengalami kesulitan, terutama yang berkaitan dengan kedudukan birokrasi, mereka pun datang mengunjungi sang kyai untuk meminta agar didoakan semoga kesulitan mereka sirna begitu saja, dan sebagaimana bisa diduga juga karir mereka bertambah baik. Jadi dulu dan sekarang sama saja “ Hobby “ mengunjungi orang pintar untuk mendapat rezeki dan kedudukan bukanlah penemuan Orde Baru. Barangkali inilah pula yang disebut “ jati diri bangsa “, yang dibangga – banggakan itu. Sudahlah, hanya saja tidaklah diketahui dengan pasti apakah doa – doa sang kyai itu selalu makbul meskipun reputasinya memang begitu.
Sebagai keturunan Embah Dalem Mangkubumi, konon Ajengan Ragadiem menyimpan baik – baik buku berisikan silsilah leluhurnya. Akan tetapi, sayang seperti kata pepatah “ mujur tak bisa diraih, malang tak bisa ditolak, suatu ketika kebakaran terjadi di Kampung Ragadiem. Dalam peristiwa kebakaran besar ini rumah kediaman Ajengan hangus menjadi bara. Buku silsilah yang dipelihara dengan baik dan penuh kecintaan itu ikut terbakar. Namun, memori keluarga besar Ajengan Ragadiem selalu diceritakan kepada turunan mereka. Maka, sebuah peristiwa yang aneh pun terjadi juga, catatan yang tertulis mengalami proses menjadi ingatan lisan. Mungkin kesaksian yang telah diberikan kepada buku yang terbakar menghalangi anak cucunya untuk menuliskan kembali silsilah yang telah terekam dalam ingatan lisan itu.
Salah seorang keturunan Embah Dalem Mangkubumi, adalah R. Djamhad Wirantadidjaja. Berbeda dengan kebiasan kaum menak, yang hanya menyukai pekerjaan halus, anak muda menak yang satu ini lebih menyukai pekerjaan pertanian. Ia tak canggung untuk sama – sama bekerja di sawah dengan para petani lain. Ia bertani meskipun dalam sistem hierarki masyarakat Sunda bertani adalah pekerjaan cacah (orang kebanyakan).
Akan tetapi, garis tangannya tampaknya menentukan jalan hidup yang berbeda. Sekali R. Wirantadidjaja sedang asyik mencangkul sawahnya, tanpa pemberitahuan apa – apa, dengan begitu saja seorang utusan dari desa datang menemuinya. Sang utusan meminta petani menak yang masih muda itu untuk segera datang menghadap ke balai desa. Disana sedang berlangsung musyawarah pemilihan lurah. Lurah yang lama, R. Haji Mustafa, Kakak kandung sang petani, mengundurkan diri. Dengan begitu saja rapat memutuskan agar kedudukan kepala desa diisi oleh sang adik, yaitu R.Djamhad Wirantadidjaja. Dengan demikian, pemuda 20 tahunan yang rajin mencangkul sawah sendiri itu tiba – tiba menjadi pemimpin rakyat yang disebut Juragan Lurah atau Juragan Kuwu dan dikenal dengan nama Lurah Bintang.
2.1.1.2 Terbentuknya Desa Cinta
Ketika Mataram telah pecah dan kekuasaan kolonial telah tertancap di bumi Mataram dan Priangan, salah seorang keturunan Embah Dalem Mangkubumi itu, berhasil menjadikan Kampung Ragadiem, di Desa Cinta, terkenal. Kampung Ragadiem menjadi terkenal karena adanya pesantren yang diasuh R. Haji Mohammad Syarif. Ulama yang dikenal dengan julukan Kyai Ragadieum adalah salah seorang keturunan Embah Dalem Mangkubumi. Menurut cerita orang-orang tua di Desa Cinta, doa-doa Ajengan Ragadiem selalu saja makbul. Karena itu, mestikah diherankan kalau pondok pesantren dan sang kyai pengasuhnya kerap kali didatangi oleh para menak Priangan. Manakala mereka mengalami kesulitan, terutama yang berkaitan dengan kedudukan birokrasi, mereka pun datang mengunjungi sang kyai untuk meminta agar didoakan semoga kesulitan mereka sirna begitu saja, dan sebagaimana bisa diduga juga karir mereka bertambah baik.
Sebagai keturunan Embah Dalem Mangkubumi, konon Ajengan Ragadiem menyimpan baik-baik buku berisikan silsilah leluhurnya. Akan tetapi, sayang seperti kata pepatah “mujur tak bisa diraih, malang tak bisa ditolak”, suatu ketika kebakaran terjadi di Kampung Ragadiem. Dalam peristiwa kebakaran besar ini rumah kediaman Ajengan hangus menjadi bara. Buku silsilah yang dipelihara dengan baik dan penuh kecintaan itu ikut terbakar. Namun, memori keluarga besar Ajengan Ragadiem selalu diceritakan kepada keturunan mereka. Maka, sebuah peristiwa yang aneh pun terjadi juga, catatan yang tertulis mengalami proses menjadi ingatan lisan. Mungkin kesaksian yang telah diberikan kepada buku yang terbakar menghalangi anak cucunya untuk menuliskan kembali silsilah yang telah terekam dalam ingatan lisan itu.
Dalam kurun waktu tertentu salah seorang keturunan Embah Dalem Mangkubumi, yang mempunyai jiwa sosial dan kepemimpinan yaitu R.H. Mustofa berkeinginan untuk menyatukan dusun-dusun menjadi desa, didasarkan kepada aspirasi rakyat dan keadaan yang telah memadai. Sebagai wujud realisasinya R. H. Mustofa membentuk suatu struktur kepengurusan dimana ada pihak yang memerintah dan yang diperintah. Maka, terbentuklah sebuah pemerintahan Desa Cinta. Atas keberhasilan memprakarsai dan menjadikan beberapa dusun menjadi suatu wilayah yang luas, ditunjuklah R.H. Mustofa sebagai pemimpin wilayah tersebut yang disebut Lurah atau Kuwu. Berikut adalah Kuwu Desa Cinta dari jaman ke jaman.
Kuwu Desa Cinta pada zaman penjajahan belanda:
Kuwu Desa Cinta Pasca Kemerdekaan:
Kuwu Desa Cinta pada zaman Orde Baru:
Kuwu Desa Cinta setelah Orde Baru (Reformasi):
Wilayah Desa Cinta terangkum dalam wilayah Kecamatan Karangtengah. Pada masa kepemimpinan M. Ase Natapraja terjadi pemekaran desa. Di bagi menjadi dua desa, yaitu Desa Cinta dan Desa Cintamanik. Batas desa memanjang dari barat ke timur mulai dari perbatasan Desa Caringin Sampai ke Cinta. Desa Cinta berada di sebelah selatan dari jalan kabupaten, sedangkan Desa Cintamanik berada di sebelah utara.
2.1.2 Demografi
2.1.2.1 Letak Geografis
Desa Cinta dengan luas Wilayah 530,898 ha, yang terdiri dari 3 (Tiga) Dusun dengan 7 Rukun Warga (RW) dan 31 Rukun Tetangga (RT). Desa Cinta mempunyai Batas Wilayah administrasi Sebagai Berikut:
Sebelah utara : Desa Cintamanik
Sebalah Timur : Kabupaten Tasikmalaya
Sebelah Selatan : Desa Sindanggalih
Sebelah Barat : Desa Caringin
Secara Visualisasi, Wilayah Administrasi dapat di dilihat dalam peta wilayah Desa Cinta sebagaimana gambar di bawah ini:
Gambar: 1
Peta Administrasi Desa Cinta
Sumber Desa Cinta
2.1.2.2 Topografi
Secara umum topografi Desa Cinta, adalah merupakan daerah perbukitan/dataran tinggi. Desa Cinta merupakan Desa yang berada di daerah pegunungan sebelah timur Gunung Talagabodas, dengan ketinggian mencapai 750-1000 m dpl (diatas permukaan laut). Sebagian besar Wilayah Desa Cinta adalah Lereng Gunung Dengan kemiringan 30o-40o. Sebelah selatan berbatasan dengan Desa Sindanggalih, sebelah Barat berbatasan dengan desa Caringin, sebelah Utara berbatasan Dengan Desa Cinta dan sebelah Timur berbatasan Dengan Kabupaten Tasikmalaya, Sekaligus menjadi Batas administrasi dengan Wilayah Kabupaten Tasikmalaya.
2.1.2.3 Hidrologi dan Klimatologi
Aspek Hidrologi suatu wilayah Desa sangat di perlukan dalam pengendalian dan pengaturan tata Air wilayah Desa, Berdasarkan hidrologinya. Aliran-aliran Sungai di Wilayah Desa Cinta tercatat beberapa Sungai maupun solokan baik Skala kecil ,sedang, dan besar terdapat di Desa Cinta Seperti:
Disamping itu ada pula mata air yang bisa di gunakan sebagai sumber mata air bersih, maupun sumber air untuk pertanian, mata air utama yang menghidupi Masyarakat Desa Cinta adalah diantanya:
Secara umum akhir-akhir ini terjadi penurunan kualitas curah hujan dan jumlah hujan dibandingkan keadaan tahun-tahun sebelumnya, hal ini dapat menjadi sangat berpengaruh terhadap beberapa sumber mata air yang menjadi sumber kehidupan masyarakat Penggarap sawah. Di tunjang pula oleh terjadinya pembalakan hutan yang tidak terkendali, akibat kurangnya pengawasan dari semua pihak terkait.
Populasi
GAOS HAMDANI
Heri
Sekretaris Desa
Cepi Romansyah
Kaur Perencanaan
Nining Sariningsih
Kaur Keuangan
Esti Haryanti Pahlawan
Kaur Tata Usaha dan Umum
ANDESTA SAUR RAMADAN
Kasi Kesejahteraan
RIAN ANDRIAN
Kasi Pemerintahan
ADAM SETIAWAN
Kasi Pelayanan
ENGKUS KUSNADI
Kepala Dusun I
NANDANG KURNIA
Kepala Dusun III
JENAL ASFIA
Kepala Dusun II
Kecamatan Karangtengah, Kabupaten Garut, Jawa Barat
Hari | Mulai | Selesai |
---|---|---|
Senin | 08:00:00 | 16:00:00 |
Selasa | 08:00:00 | 16:00:00 |
Rabu | 08:00:00 | 16:00:00 |
Kamis | 08:00:00 | 16:00:00 |
Jumat | 08:00:00 | 16:00:00 |
Sabtu | Libur | |
Minggu | Libur |
19 September 2023
Pelatihan Desa Digital Bersama Vlogkita.com...
12 Juli 2023
Informasi Lowongan Pekerjaan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi...
19 Juni 2023
Desa Cinta Masuk 3 Besar Lomba Desa Tingkat Provinsi Jawa Barat...
06 Juni 2023
Desa Cinta Mewakili Lomba Desa Tingkat Jawa Barat Tahun 2023...
06 Januari 2023
PERDES PEJABAT PENGELOLA LAYANAN INFORMASI DAN DOKUMENTASI (PPID)...
Belum ada agenda terdata
Hari ini | : | 137 |
Kemarin | : | 281 |
Total | : | 68.656 |
Sistem Operasi | : | Unknown Platform |
IP Address | : | 44.212.96.86 |
Browser | : | Tidak ditemukan |
Latitude | : | -7.15813931703953 |
Longitude | : | 108.055040202987 |
Desa Cinta, Kecamatan Karangtengah, Kabupaten Garut - Jawa Barat
Form Komentar